Rabu, 04 Januari 2012

Resensi novel

RESENSI NOVEL

Judul Novel   : Saraswati Si Gadis Dalam Sunyi
Penulis       : AA. Navis
Penerbit       : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002
Tebal         : 136 halaman

     Novel yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama ini merupakan salah satu novel yang menarik untuk dicermati. Novel ini sebenarnya lebih merujuk kepada kisah seorang gadis bisu tuli yang berjuang hidup sendiri  di tengah-tengah adanya sebuah pemberontakan .
Cerita tentang Saraswati banyak diangkat oleh penulis yang bernama Ali Akbar Navis lahir di Padang Panjang, 17 November 1924 .
Saras sendiri adalah tokoh yang dikenal dalam ruang lingkup yang berkaitan dengan penderitaan. Kebanyakan yang diceritakan dalam filosofi Saras adalah tentang kehidupan nyata dan bagaimana kita menyikapi kehidupan ini dengan baik. Kisah-kisah Saras juga banyak memberi kita pelajaran tentang bagaimana arti kehidupan orang-orang cacat di tengah orang yang tidak cacat .
Dalam novel ini, si penulis, AA. Navis tidak bermaksud membicarakan Saraswati, tetapi hanya memakai ‘kisah-kisah Saraswati’ untuk mengangkat hikmat orang ke tingkat yang lebih tinggi ke pencerahan.
Yang mendorongnya adalah keyakinan betapa baiknya mengelola sumber daya manusia lewat cerita. Akan lebih bagus lagi jika kita bisa mencari makna yang terkandung dari ‘kisah-kisah Saraswati’ dengan cara mempergunakannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun, dalam isi novel ini, penulis hanya mengambil sedikit dari ‘kisah-kisah Saraswati’ tersebut tanpa memasukkan hal lain yang bisa menghasilkan makna lebih bermanfaat bagi manusia pada khususnya.
Penulis juga tidak terlalu banyak membicarakan tentang sejarah, siapa, dan bagaimana kehidupan dari Saraswati sendiri. Sebenarnya, apabila kita ingin mengenal karya orang lain, kita juga harus mengenal baik siapa yang membuat karya tersebut.
Novel ini menyajikan kisah yang tersebar di 14 bab. Tebal seluruhnya 136 halaman, termasuk pendahuluan. Novel inimasih menggunakan bahasa Indonesia uang baku dan kental dengan istilah-istilah bahasa Padang, dimana yang merupakan tempat lahir si prnulis .
Sekedar mendapatkan tentang kesan umum akan daya tarik novel ini, simak saja judul-judul novel karya AA. Navis, antara lain; 1. Robohnya Surau Kami (1956); 2. Kemarau (1964); 3. Kembali dari Alam Barzakh (1967); 4. Padang Kota Tercinta (1969); 5. Di Sepanjang Pantai Purus (1971); 6. Gerhana (1975); 7. Di Lintasan Mendung (1983); 8. Bertanya Kerbau Pada Pedati (2002);
Konon tidak jarang pula pelaku Saraswati harus bergulat belasan tahun dengan segala derita dan kekalutan batin untuk memecahkan satu masalah. Makanya, pengalaman rohani mereka tidak terelakkan.
Dalam novel ini pula si penulis menginginkan kita sebagai pembaca agar bisa tegar dalam mengahadapi segala macam masalah yang tengah dihadapi . Tidak perlu merasa rendah diri atas kekurangan yang kita mikili, melainkan kita harus menonjolkan kelebihan kita yang tidak dimiliki oleh orang lain .
     Latar yang disisipkan dalam cerita ini terdapat kota Jakartasebagai tempat tinggal Saras bersama keluarganya dahulu sebelum semua anggota keluarganya meninggal akibat pemberontakan di Bandung .
     Kemudian terdapat kota Padang, tempat dimana saras hijrah ketempat sanak sudaranya dan memulai kehidupan yang baru disana .
     Hingga akhirnya saras menikah dengan salah satu sanak saudaranya yang bernama Busra, Busra adalah seorang anak dari kakak mendiang ayahnya . Dari melewati aral terjal kehidupan yang pahit Saras pun dapat hidup bahagia dengan Busra dan hijrah ke Solo .



 sumber : resensi novel
http://chabeloved.blogspot.com/2011/04/saraswati-si-gadis-dalam-sunyi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar