Makalah Bahasa Indonesia
PARAGRAF DEDUKTIF
Disusun oleh :
Teguh Sasmito (17211065)
BAB I.
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Sejak
manusia dilahirkan pada dasarnya sudah sepantasnya untuk dilatih berpikir
dengan jelas , tajam dan terang rumusannya , hal itu juga supaya lebih tangkas
dan kreatif . dengan demikian kita sebagai generasi penerus bangsa perlu
belajar berpikir tertip , jelas , serta tajam. Hal yang sangat penting juga
adalah belajar membuat deduksi yang berani dengan salah satu cara untuk
melahirkannya adalah silogisme. . Hal ini diperlukan karena mengajarkan kita
untuk dapat melihat konsekwensi dari sesuatu pendirian atau pernyataan yang apa
bila di telaah lebih lanjut, sebenarnya pendirian atau pernyataan itu tadi self
– destructive.
Mungkin
hal itu bisa terjadi karena tidak mau menghargai kebenaran dari sesuatu tradisi
atau tidak dapat menilai kegunaannya yang besar dari sesuatu yang berasal dari
masa lampau, ada juga sebagian orang yang mengatakan atau menganggap percuma
mempelajari seluk beluk silogisme . Tetapi mungkin juga anggapan itu didasarkan
pada kenyataan bahwa biasanya dalam proses penulisan atau pemikiran hanya
sedikit orang saja yang dapat mengungkapkan pikirannya dalam bentuk silogisme.
Akan tetapi , proses pemikiran kita menurut kenyataanya mengikuti pola
silogisme jauh lebih sering dari pada yang kita duga. Misalnya ucapan “ Saya
tidak senang kepada pegawai itu karena ia biasa datang terlambat ke kantor “
Proses pemikiran tersebut haya bisa di uji dan di kaji apabila kita beberkan
dalam bentuk silogisme karena bentuk silogismelah setiap langkah dari proses
tersebut menjadi.
B.
Rumusan masalah
1.
apa itu silogisme kategorial ?
2.
apa itu silogisme hipotesis ?
3.
apa itu silogisme alternative ?
4
apa itu entinem ?
C.
Tujuan penulisan
1.
untuk mengetahui silogisme kategorial
2.
untuk mengetahui silogisme hipotesis ?
3.
untuk mengetahui silogisme alternative ?
4
untuk mengetahui entinem ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Silogisme Kategorial
Silogisme
adalah proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih premis, yakni
pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu kesimpulan menurut
prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang mencukupi. Silogisme
merupakan jenis deduksi yang banyak digunakan jika seseorang menyusun suatu
argumentasi.
Silogisme
kategorial disusun berdasarkan klasifikasi premis dan kesimpulan yang
kategoris. Premis yang mengandung predikat dalam kesimpulan disebut premis
mayor, sedangkan premis yang mengandung subjek dalam kesimpulan disebut premis
minor.
seperti:
premis
mayor: Semua siswa SMA Bani Saleh lulus Ujian Nasional
premis minor: Rani adalah siswa SMA Bani
Saleh
kesimpulan : Rani lulus Ujian
Nasional
Berikut
ini beberapa contoh dari silogisme kategorial:
A. Semua
Mahasiswa adalah lulusan SMA
Nanni
adalah mahasiswa
Jadi,
Nanni lulusan SLTA.
B. Tidak
ada Manusia yang tidak luput dari dosa
Polisi
adalah Manusia
Jadi,
Polisi tidak luput dari dosa.
C. Semua
murid SD mempunyai buku
Eno
bukan murid SD
Jadi,
Eno tidak mempunyai buku.
D. Semua
Ikan berenang
Kodok
bukan ikan
Jadi
kodok tidak berenang.
E. Semua
Mahasiswi Gunadarma masuk kuliah
Ratna
adalah Mahasiswi Guna
Jadi
Ratna harus masuk kerja.
2.2 Silogisme Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah jenis silogisme yang
terdiri atas premis mayor yang bersifat hipotesis ,dan premis minornya bersifat
katagorial . Silogisme Hipotesis ini dapat dibedakan menjadi 4 macam , yaiu :
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh
:
Jika
hari ini cerah , saya akan ke rumah kakek ( premis mayor )
Hari
ini cerah ( premis minor )
Maka
saya akan kerumah kakek ( kesimpulan ).
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengakui bagian konsekuen
Contoh
:
Jika
hutan banyak yang gundul , maka akan terjadi global warming ( premis mayor )
Sekarang
terjadi global warming ( premis minor )
Maka
hutan banyak yang gundul ( kesimpulan ).
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari antecedent
Contoh
:
Jika
pembuatan karya tulis ilmiah belum di persiapkan dari sekarang, maka hasil
tidak
akan
maksimal
pembuatan
karya ilmiah telah di persiapkan
maka
hasil akan maksimal
Silogisme
hipotesis yang premis minornya mengingkari konsekuen
Contoh
:
Bila
presiden Mubarak tidak turun , Para demonstran akan turun ke jalan
Para
demonstran akan turun ke jalan
Jadi
presiden Mubarak tidak turun.
Kaidah
silogisme hipotesis
Mengambil
konklusi dari silogisme hipotetik jauh lebih mudah dibanding dengan silogisme
kategorik. Tetapi yang penting di sini dalah menentukan ‘kebenaran konklusinya
bila premis-premisnya merupakan pernyataan yang benar.
Bila
antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen .engan B, jadwal hukum
silogisme hipotetik adalah:
1)
Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.
2)
Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
3)
Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
4)
Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.
Kebenaran
hukum di atas menjadi jelas dengan penyelidikan
berikut:
Bila
terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah,
peperangan terjadi.
Jadi
harga bahan makanan membubung tinggi.( benar = terlaksana)
Benar
karena mempunyai hubungan yang diakui kebenarannya
Bila
terjadi peperangan harga bahan makanan membubung tinggi
Nah,
peperangan terjadi.
Jadi
harga bahan makanan tidak membubung tinggi (tidak sah = salah)
Tidak
sah karena kenaikan harga bahan makanan bisa disebabkan oleh sebab atau faktor
lain.
2.3 Silogisme
Alternative
Jenis
silogisme yang ketiga adalah silogisme alternatif atau disebut juga silogisme
disjungtif. Silogisme ini dinamakan demikian, karena proposisi mayornya
merupakan sebuah proposisi alternatif, yaitu proposisi yang mengandung
kemungkinan-kemungkinan atau pilihan-pilihan. Sebaliknya proposisi minornya
adalah proposisi kategorial yang menerima atau menolak salah satu
alternatifnya. Konklusi silogisme ini tergantung dari premis minornya; kalau
premis minornya menerima satu alternatif, maka alternatif lainnya ditolak;
kalau premis minornya menolak satu alternatif, maka alternatif lainnya diterima
dalam konklusi.
Contoh
My
: Nenek susi berada di Bandung atau woniosobo.
Mn
: Nenek Susi berada di Bandung.
K
: Jadi, Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
My
: Nenek Susi berada di Bandung atau wonosobo.
Mn
: Nenek Susi tidak berada di wonosobo.
K
: Jadi, Nenek Susi berada di Bandung.
kaidah
Silogisme alternatif
1.
Silogisme alternatif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar,
apabila prosedur penyimpulannya valid, seperti :
Hasan
berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata
berbaju putih.
Jadi
ia bukan tidak berbaju putih.
Hasan
berbaju putih atau tidak putih.
Ternyata
ia tidak berbaju putih.
Jadi
ia berbaju non-putih.
2.
Silogisme alternatif dalam arti luas, kebenaran koi adalah sebagai berikut:
a.
Bila premis minor mengakui salah satu alterna konklusinya sah (benar), seperti:
Budi
menjadi guru atau pelaut.
la
adalah guru.
Jadi
bukan pelaut
Budi
menjadi guru atau pelaut.
la
adalah pelaut.
Jadi
bukan guru
b.
Bila premis minor mengingkari salah satu a konklusinya tidak sah (salah),
seperti:
Penjahat
itu lari ke Solo atau ke Yogya.
Ternyata
tidak lari ke Yogya.
Jadi
ia lari ke Solo. (Bisa jadi ia lari ke kota lain).
Budi
menjadi guru atau pelaut.
Ternyata
ia bukan pelaut.
Jadi
ia guru. (Bisa j’adi ia seorang pedagang).
2.4 Entimen
Entimem
adalah silogisme yang dipersingkat. Disaat tertentu orang ingin mengemukakan
sesuatu hal secara praktis dan tepat sasaranBentuk semacam ini dinamakan
entimem (dari enthymeme, Yunani. Lebih jauh kata itu berasal dari kata kerja
enthymeisthai yang berarti ‘simpan dalam ingatan’). Dalam tulisan-tulisan
bentuk ilmiah yang dipergunakan, dan bukan bentuk formal seperti silogisme.
Contoh
:
PU
: Jika bachdim tidak menikah cepat, Irfan akan dimarahi fadillah
PK
:bachdim mau menikah cepat.
K
: bachdim tidak dimarahi fadillah.
Entimem
: Irfan tidak dimarahi Kartika karena Irfan mau menikah cepat
Contoh
:
PU
: Semua orang ingin sukses harus belajar dan berdoa
PK
: Lita ingin sukses
K
: Lita harus belajar dan berdoa
Rumus
Silogisme Entinem : C = B karena C = A
2.5 Soal
1. proses berpikir yang bertolak dari satu atau lebih
premis, yakni pernyataan-pernyataan yang mendahului kemudian ditarik suatu
kesimpulan menurut prinsip-prinisip logis, perlawanan dan pendasaran yang
mencukupi. Pengertian dari ?
A. Silogisme
B. Entimen
C. Silogisme alternative
D. Silogisme hipotesis Jawaban
: A. silogisme
2. Silogisme yang dipersingkat adalah ?
A. Silogisme
B. Entimen
C. Silogisme hipotesis
D. Silogisme alternative Jawaban
: B. Entimen
3. Apa nama lain silogisme alternative ?
A. Silogisme disjungtif
B. Silogisme hipotesis
C. Entimen
D. Silogisme alternative Jawaban
: A. silogisme disjungtif
sumber :
http://mychocochips.blogspot.com/2012/10/contoh-silogisme-kategorial.html
http://anggitata.wordpress.com/2011/03/11/silogisme-hipotesis/
wikipedia.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar