RESENSI NOVEL
Judul Novel : Saraswati Si Gadis Dalam Sunyi
Penulis : AA. Navis
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2002
Tebal : 136 halaman
Novel
yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama ini merupakan salah
satu novel yang menarik untuk dicermati. Novel ini sebenarnya lebih
merujuk kepada kisah seorang gadis bisu tuli yang berjuang hidup sendiri
di tengah-tengah adanya sebuah pemberontakan .
Cerita tentang Saraswati banyak diangkat oleh penulis yang bernama Ali Akbar Navis lahir di Padang Panjang, 17 November 1924 .
Saras sendiri adalah tokoh yang dikenal dalam ruang lingkup yang berkaitan dengan penderitaan.
Kebanyakan yang diceritakan dalam filosofi Saras adalah tentang
kehidupan nyata dan bagaimana kita menyikapi kehidupan ini dengan baik.
Kisah-kisah Saras juga banyak memberi kita pelajaran tentang bagaimana
arti kehidupan orang-orang cacat di tengah orang yang tidak cacat .
Dalam
novel ini, si penulis, AA. Navis tidak bermaksud membicarakan
Saraswati, tetapi hanya memakai ‘kisah-kisah Saraswati’ untuk mengangkat
hikmat orang ke tingkat yang lebih tinggi ke pencerahan.
Yang
mendorongnya adalah keyakinan betapa baiknya mengelola sumber daya
manusia lewat cerita. Akan lebih bagus lagi jika kita bisa mencari makna
yang terkandung dari ‘kisah-kisah Saraswati’ dengan cara
mempergunakannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun,
dalam isi novel ini, penulis hanya mengambil sedikit dari ‘kisah-kisah
Saraswati’ tersebut tanpa memasukkan hal lain yang bisa menghasilkan
makna lebih bermanfaat bagi manusia pada khususnya.
Penulis
juga tidak terlalu banyak membicarakan tentang sejarah, siapa, dan
bagaimana kehidupan dari Saraswati sendiri. Sebenarnya, apabila kita
ingin mengenal karya orang lain, kita juga harus mengenal baik siapa
yang membuat karya tersebut.
Novel ini menyajikan kisah yang tersebar di 14 bab. Tebal
seluruhnya 136 halaman, termasuk pendahuluan. Novel inimasih
menggunakan bahasa Indonesia uang baku dan kental dengan istilah-istilah
bahasa Padang, dimana yang merupakan tempat lahir si prnulis .
Sekedar mendapatkan tentang kesan umum akan daya tarik novel ini, simak saja judul-judul novel karya AA. Navis, antara lain; 1. Robohnya Surau Kami (1956); 2. Kemarau (1964); 3. Kembali dari Alam Barzakh (1967); 4. Padang Kota Tercinta (1969); 5. Di Sepanjang Pantai Purus (1971); 6. Gerhana (1975); 7. Di Lintasan Mendung (1983); 8. Bertanya Kerbau Pada Pedati (2002);
Konon
tidak jarang pula pelaku Saraswati harus bergulat belasan tahun dengan
segala derita dan kekalutan batin untuk memecahkan satu masalah.
Makanya, pengalaman rohani mereka tidak terelakkan.
Dalam
novel ini pula si penulis menginginkan kita sebagai pembaca agar bisa
tegar dalam mengahadapi segala macam masalah yang tengah dihadapi .
Tidak perlu merasa rendah diri atas kekurangan yang kita mikili,
melainkan kita harus menonjolkan kelebihan kita yang tidak dimiliki oleh
orang lain .
Latar
yang disisipkan dalam cerita ini terdapat kota Jakartasebagai tempat
tinggal Saras bersama keluarganya dahulu sebelum semua anggota
keluarganya meninggal akibat pemberontakan di Bandung .
Kemudian terdapat kota Padang, tempat dimana saras hijrah ketempat sanak sudaranya dan memulai kehidupan yang baru disana .
Hingga
akhirnya saras menikah dengan salah satu sanak saudaranya yang bernama
Busra, Busra adalah seorang anak dari kakak mendiang ayahnya . Dari
melewati aral terjal kehidupan yang pahit Saras pun dapat hidup bahagia
dengan Busra dan hijrah ke Solo .sumber : resensi novel
http://chabeloved.blogspot.com/2011/04/saraswati-si-gadis-dalam-sunyi.html